create your own banner at mybannermaker.com!
Selamat Datang di Blog TEKKESOL

Jumat, 25 Februari 2011

Pemain Basket Muslim Di Ajang NBA

Tahukah Anda bahwa banyak bintang NBA yang ternyata seorang muslim? Mereka bukan saja muslim imigran yang telah Islam sejak lahir dan berasal dari negara-negara Islam, tapi juga banyak di antaranya yang masuk Islam setelah dewasa (mualaf). Keislaman mereka ternyata penuh dedikasi dan patut dijadikan tauladan bagi muslim lainnnya. Inilah profil Mahmoud Abdul Rauf dan Hakeem Olajuwon, dua pemain basket muslim yang bermain di NBA, liga basket paling bergengsi di dunia. 
 
Mahmoud Abdul Rauf
Terlahir dengan nama Christopher Jackson, sebelum masik Islam, dia  merupakan pemain Universitas Lousiana State saat bergabung dengan Denver Nuggets pada 1990. Sebagai pemain, ia merupakan satu pemain terbaik Nuggets, Ia memiliki rekor 19.2 poin dan 6.8 assist per game pada musim 1995-1996. Namun Jacson mengatakan bahwa seumur hidupnya ia tidak pernah menjadi dirinya sendiri, selalu resah, gelisah karena tidak menemukan jati dirinya sendiri. Hal itulah yang melatarbelakanginya untuk pindah agama dan memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Mahmoud Abdul-Rauf.
 
Sawaktu masih aktif bermain di NBA, tepatnya di bulan Maret 1996,Abdul Rauf pernah membuat gempar, ia memilih untuk tidak berdiri saat lagu kebangsaan Amerika, The Star Spangled Banner dinyanyikan saat pertandingan akan dimulai. Tindakannya tersebut bukan tanpa alasan, ia berpendapat bahwa Amerika adalah negara tirani yang banyak menyengsarakan rakyat di berbagai penjuru bumi dan hal tersebut bertentangan dengan keyakinan yang baru (Islam). Tindakannya tersebut ternyata memicu gelombang kontroversi dan ia harus menerima konsekuensinya dijatuhi hukuman larangan bertanding di NBA.
 
Walau akhirnya hukuman larangan bermainnya tersebut dicabut dan hanya diganti dengan larangan bermain sebanyak satu kali pertandingan, tapi tak ayal ia kemudian menjadi pemain paling dibenci di AS. Karir basketnya di AS terancam, namun Abdul Rauf tak bergeming dengan keyakinan dan kebiasaannya tersebut. Pemain NBA muslim lainnya seperti Hakeem Olajuwon menasehatinya untuk tidak melakukan hal seperti itu, akhirnya ia bersedia untuk berdiri saat dinyanyikan lagu kebangsaan Amerika, namun ia tidak ikut bernyanyi melainkan memanjatkan doa sambil mengangkat kedua tangannya. Luar biasa!
 
Hakeem Olajuwon
Hakeem Olajuwon berasal dari Nigeria. Orangtuanya adalah keluarga kelas menengah yang lumayan sukses di Lagos, namun sayang kesuksesannya tersebut tidak diimbangi dengan pendidikan agama yang cukup. Walau ia muslim sejak lahir, tapi ia kurang mendapatkan pelajaran agama. Kedatangannya ke Amerika pada awalnya adalah untuk melanjutkan studi selepas menamatkan SMA. Ia memilih studi di Universitas Houston. Saat berkuliah di Universitas Houston, ia menyalurkan hobi dan bakatnya, yaitu bermain basket. Ia tergabung dalam tim bola basket kampus dan berhasil membawa perguruan tinggi ini menjuarai pertandingan antarkampus di Amerika sebanyak dua kali.
 
Setelah itu karirnya di dunia basket justru lebih menonjol. Ia bergabung dengan klub Houston Rocket, salah satu anggota NBA yang cukup disegani. Sejak saat itu namanya mulai dikenal publik basket Amerika sebagai sosok yang memukau permainannya. Di era 1990 hingga awal 2000-an, nama Hakeem Olajuwon begitu terkenalnya ke seantero dunia, bahkan namanya bisa disejajarkan dengan pebasket terkenal NBA saat itu seperti Magic Johnson dan Michael Jordan.
 
Prestasinya terus meroket, klub Houston Rockets yang dibelanya berhasil meraih gelar juara pada 1994 dan 1995. Olajuwon sendiri dinobatkan sebagai pemain terbaik NBA pada 1994. Pada musim kompetisi berikutnya, ia pun selalu menjadi langganan untuk masuk di tim NBA All Stars. Bahkan, dinobatkan sebagai salah satu dari lima pemain tengah legendaris NBA, bersama dengan Bill Russell, Wilt Chamberlain, Kareem Abdul-Jabbar, dan Shaquille O'Neal. Prestasinya di dunia basket tersebut tidak menghalanginya untuk mendalami Islam dan menjadi seorang muslim yang taat. Ia selalu membawa kompas kemana pun pergi untuk menunjukkan arah kiblat bila ia mau sholat.
 
Bila ia bertanding di bulan Ramadhan pun ia tetap menjalankan kewajibannya untuk berpuasa, ia membaca Alquran di pesawat, dan ia mengunjungi masjid di setiap kota yang disinggahinya kala bertanding, terutama untuk shalat Jumat, dan Ia selalu memberikan 20 persen gajinya untuk kaum miskin. Sungguh pribadi yang patut dicontoh!
 
Source : www.anneahira.com

0 komentar:

Posting Komentar